Catatan Ngofa Tidore
Senin, 20 Februari 2012
Mengungkap Jaringan Perampokan Bagasi di Bandara
Ini sekedar warning bagi saudara-saudara yan sering bepergian menggunakan pesawat terbang, Jangan mengira bahwa barang-barang yang dimasukan ke dalam bagasi pesawat aman. Justru sebaliknya, barang yang masuk di bagasi sangat rawan dan rentan untuk dipreteli oleh tangan-tangan jahil yang tidak berperikemanusiaan. Mereka tega berpesta ria dengan hasil curiannya, sementara pemilik barang yang kehilangan mengalami stress dan menderita berkepanjangan. Sungguh perbuatan yang tidak beradab dan pantasnya dihukum dengan cara ditangkap dan dibuang dari atas pesawat yang terbang di ketinggian 100.000 kaki diatas permukaan laut.
Saya beberapa waktu lalu mengalami kehilangan barang yang menurut saya sangat berharga. Barang tersebut saya masukkan dalam tas yang dimasukkan ke dalam bagasi. Kejadiannya di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Tas dan gemboknya masih utuh tetapi isinya raib tak berbekas. Awalnya saya mengira ada tuyul di dalam bandara. Tetapi setelah saya mencari informasi dengan menghubungi berbagai pihak terkait, menceritakan kronologinya di media online, serta melakukan investigasi dengan cara saya sendiri, maka saya berkesimpulan bahwa ada “Mafia” di dalam Bandara Soekarno-Hatta. Memang statemen yang saya sampaikan perlu dibuktikan secara hukum, tetapi indikasi kearah simpulan saya sangat jelas dan terang.
Penumpang yang lebih awal datang melakukan chek in di Bandara, lebih berpeluang menjadi sasaran bidik petugas bagasi. Hal ini karena, rentang waktu proses penyiapan bagasi di dalam ruang lebih lama. Sehingga petugas lebih leluasa mengacak-acak isi bagasi sebelum dimasukkan ke dalam pesawat. Modus ini tidak berjalan sendiri, karena dipastikan didukung dengan informasi dari petugas yang ada di bagian Exrey yang telah meneropong apa saja isi tas penumpang. Perkongsian antara petugas Exrey dengan pengurus bagasi juga dipastikan dilakukan dengan sepengetahuan petugas sekurity. Kenapa saya katakan sekurity juga mengetahui, karena proses pengurusuan bagasi pada saat cek in dan masuk ke dalam ruangan petugas bagasi sampai diantar ke dalam pesawat selalu dalam kawalan security. Logikanya sederhana, karena securitylah yang punya kewenangan untuk mengawasi dengan ketat aktivitas petugas bagasi dan melaporkan apabila ditemui kejanggalan dalam proses pengurusan bagasi. Namun faktanya untuk kasus yang pernah saya alami, setelah dilakukan konfirmasi, pihak maskapai penerbangan mengakui tidak pernah menerima laporan dari security terkait adanya tindakan tidak terpuji dari petugas bagasi. Apakah jawaban maskapai penerbangan tersebut, hanya sebagai dalih untuk lepas dari tanggungjawab ? Kalau jawabannya iya, maka bisa memunculkan dugaan bahwa pihak maskapai juga dicurigai terlibat dan harus bertanggungjawab dalam jaringan bejat perampokan bagasi penumpang.
Saya baru sadar sekarang setelah dikasih tahu oleh seseorang rekan kompasianer, bahwa resleting tas penumpang dapat dengan mudah dijebol tanpa merusak tas ataupun gembok pengunci. Hal inilah yang membuat pihak maskapai penerbangan, ketika mendapati laporan kehilangan isi tas penumpang, hanya berdalih, bahwa seandainya barang yang hilang ketahuannya di bandara, maka masih menjadi tanggungjawabnya. Tetapi bila ketahuan hilangnya ketika tas bagasi dibuka di luar bandara, maka bukan menjadi tanggungjawabnya. Sungguh jawaban yang hanya membuat makin pedihnya penderitaan pihak yang kehilangan barang.
Banyak kasus dan laporan penumpang terkait, kehilangan barang bagasi, namun sampai sekarang tidak ada langkah nyata dari institusi terkait terutama Pemerintah dalam menyeriusi persoalan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa Negara dianggap tidak mampu jika tidak boleh dikatakan gagal untuk memberikan jaminan terhadap rasa aman dan nyaman bagi penumpang yang melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat terbang.
Kita berharap semoga kedepan, pihak pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan bisa menjadikan kasus maraknya kehilangan barang bagasi milik penumpang di Bandara sebagai salah satu program prioritasnya untuk diatasi. Kalau ini bisa terwujud dan tidak ada lagi kasus tangan jahil yang mencuri bagasi, maka 4 jempol harus kita angkat buat Kementerian Perhubungan. Tetapi kalau tidak berhasil maka saya sarankan sebagaimana diawal tulisan diatas, agar siapapun yang terbukti mengambil barang di bagasi, harus diberi hukuman dengan cara dibuang dari dalam pesawat yang sedang terbang di ketinggian 100.000 kaki diatas permukaan air. Semoga hal tersebut bisa menjadi alternatif solusi untuk mengatasi maraknya aksi perampokan bagasi penumpang yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Sabtu, 18 Februari 2012
MODUS PERAMPOKAN BAGASI DI BANDARA MAKIN CANGGIH (Terjadi Di Bandara Soekarno- Hatta, Bagasi Utuh Isinya Raib)
Kamis, 16 Pebruari 2012 adalah hari yang sangat sial bagiku. Di hari itu saya kehilangan sesuatu barang yang menurutku paling Sangat Berharga. Meskipun Barang tersebut telah terbungkus rapi dalam tas dan dimasukkan dalam bagasi pesawat Sriwijaya Air di Bandara Sokearno-Hatta Cengkareng Jakarta, tetapi bisa lenyap juga tak meninggalkan bekas sedikitpun. Anehnya meski isi tasnya raib entah kemana, tetapi Tas nya masih utuh dan gembok yang dipakai untuk mengunci tas masih terpasang di tempatnya tidak mengalami kerusakan sedikitpun.
Kronologi kejadian bermula dari kepulangan saya dari Jakarta menuju Ternate menggunakan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ 598 . Saya keluar dari penginapan saya di Jalan Jaksa tepat pukul 10.00 WIB. Tiba di Terminal IB Bandara Soekarno-Hatta sekitar pukul 10.30 WIT. Saya hanya memiliki 1 tas kopor berwarna Coklat berkombinasi warna krem. Setelah tas saya ditimbang dan ditempeli label bagasi oleh petugas san selanjutnya membayar airport tax, saya menuju ke ruang tunggu di pintu B6. Di ruang tunggu saya sempat berbaring dan tertidur pulas sampai akhirnya dibangunkan oleh panggilan petugas kepada penumpang untuk masuk ke dalam pesawat.
Sekitar pukul 01.00 dini hari pesawat kami lepas landas menuju Makassar. Waktu tempuh sekitar 2 jam, kami pun mendarat mulus di Kota Daeng ± pukul 04.00 WITA. Tak berselang lama transit, kami dipanggil masuk ke pesawat untuk melanjutkan perjalanan menuju Ternate. Hanya butuh waktu 1 ½ jam, pesawat kami pun landing sempurna di Bandara Sultan Baabullah di Ternate. Waktu setempat menunjukan pukul 08.00 WIT.
Seperti biasa setelah tiba di bandara, seluruh penumpang sibuk menunggu dan mengambil bagasinya. Tidak begitu lama menunggu, sudah mendapatkan bagasiku berupa 1 buah tas kopor. Ketika di ambil, tas saya tidak ada sedikitpun terlihat tanda-tanda kerusakan. Masih utuh dan mulus tak ternoda. Sayapun keluar bandara bersama 2 orang teman yang berasal dari Tidore. Kami bertiga menyewa sebuah kendaraan di Bandara menuju Pelabuhan Bastiong. Setelah itu perjalanan dilanjutkan lagi dengan menyewa sebuah Spitboat tujuan Tidore. Hanya butuh waktu sekitar 7 Menit, Spitboat kami merapat di Pelabuhan Rum Tidore. Kami melanjutkan perjalanan menuju ke rumah masing-masing.
Tiba di rumah, saya langsung membuka tas koporku untuk, dengan maksud memerlihatkan ole-ole yang dipesan oleh istri sama anak-anak saya. Barang pertama yang kucari adalah Hand Phone merk Blueberry pesanan anak keduaku bernama Allisa Humaira Saraha yang masih duduk di Kelas I SDN 2 Indonesiana. HP yang dipesannya ketika saya masih di Jakarta. Ketika pulang dari sekolahnya, dia langsung menanyakan HPnya, saya yang belum melihat isi kotak HP, langsung menyerahkan kotak HP Blueberry yang ada di dalam kopor. Saya terkejut ketika anak saya mengatakan bahwa di dalam kotak HP tersebut tidak ada HP di dalamnya. Saya seakan tak percaya lantas mengambil kotak HP tesebut dan memperhatikan isinya. Ternyata betul setelah kuacak-acak isi kotak hp tersebut, yang ditemukan hanya, charger, kabel data, headset, pembungkus nomor kartu perdana dan nota pembelian. Saya langsung mengingat-ingat kembali, waktu saya masukkan hp dalam tas, saya yakin sekali semuanya sudah masuk dalam kotak HP. Anakku tetap tidak percaya, dan menganggap saya telah berbohong tidak mebelikan HP buatnya. Saya hanya bisa pasrah sambil memegang dan menatap kotak hp Blueberry yang masih mulus mengkilap.
Tak berselang lama saya memikirkan kehilangan hp, saya baru teringat bahwa tadi saya juga memasukkan laptop kesayangan saya merek Sony Vaio ke dalam tas kopor juga. Langsung saja isi kopr saya buka satu persatu. Tapi sungguh aneh, laptop saya tidak ditemukan. Masih penasaran, saya kembali mengobok-obok isi tas saya satu persatu, hasilnya sama laptopku tetap tidak ditemukan. Saat itu saya baru tersadar bahwa saya telah KECURIAN.
Tanpa menunggu waktu lama, saya mencoba menghubungi nomor operator telepon di Jakarta yatu 021-108 untuk menanyakan alamat Kantor Pusat Sriwijaya Air. Saya diberikan nomornya dan saya langsung menelepon ke nomor tersebut, dan diangkat oleh seorang petugas. Beliau menanyakan maksud saya dan saya langsung melaporkan kehilangan barang serta kronologi kejadiannya. Namun, saya mendapati jawaban yang membuat saya kehilangan semangat. “ Kalau barangnya dibuka setelah tiba di rumah, bukan lagi menjadi tanggungjawab kami pak”. Begitu ucapan dari petugas Sriwijaya Air. Saya lantas mengatakan ke yang bersangkutan, “ kalau saya tahu isi tas saya hilang ketika masih di Bandara Ternate, pasti saya langsung melapor mba”, “ tapi karena pada saat menerima barang, tidak ada sedikitpun tanda-tanda dimakan tikus bandara, semuanya utuh, makanya saya langsung bawa pulang ke rumah”. Setelah beberapa saat kami berdebat dan lagi-lagi saya hanya mendapat jawaban normatif dari petugas Sriwijaya Air yang terkesan tidak mau peduli dan menanganggap bukan tanggungjawabnya, maka sayapun mematikan HPku. Saya lantas mencari nomor telepon perwakilan Sriwijaya Air di Bandara Soekarno – Hatta. Setelah diketahui nomornya, saya langsung mengontak nomor tersebut. Namun setelah sekitar 10 kali menekan nomor dan terdengar jelas nadanya masuk/tersambung, tetapi tidak diangkat. Saya terus mencoba dan mencoba menghubungi, namun lagi-lagi hasilnya tidak diangkat.
Belum kehabisan akal, saya terus mencoba mencari nomor telepon Kantor Perwakilan Sriwijaya Air di Ternate. Setelah diperoleh nomornya, saya langsung menelpon dan diterima oleh salah seorang pegawainya. Saya menceritakan kejadian yang menimpa saya hari ini dan orang tersebut meminta saya untuk datang langsung ke kantornya untuk melapor. Bergegas saya menuju Ternate, mencari alamat kantor Sriwijaya Air dan langsung menemui pimpinannya. Di dalam ruang pimpinan yang belakangan kuketahui bernama Dimas Triantoro sesuai kartu nama yang diberikan kepadaku, saya menceritakan seluruh kronologi kehilangan barang saya. Pak Dimas terlihat serius mendegar cerita saya dan memperlihatkan rasa empatinya dengan sesekali menghujat pelaku pencurian tersebut. Saya sampaikan kepada beliau, “ Pak Dimas, mungkin kejadian pencurian bagasi penumpang di bandara sering kita dengar, tetapi yang menimpa saya kali ini sungguh aneh bin ajaib pa, karena Gembok tas saya yang memilki nomor kode yang hanya saya sendiri yang tahu, masih utuh. Tas saya tidak seditpun lecet”. “ Kalau gembok saya rusak dan tas saya juga sengaja dirusak, pasti kelihatan, tapi kenyataannya, tas saya tidak ada sedikitpun tanda-tanda bekas diopname sama tikus bagasi”. “ Hebat benar nih pencurinya”, ujarku. Pak Dimas mengatakan bahwa cerita tentang kelakuan tikus bandara yang sering mempreteli isi tas penumpang memang sudah lama jadi perbincangan. Tapi modus eperandi yang terjadi pada saya, baru didengarnya. Karena biasanya kalau ada barang-barang dalam tas yang hilang, biasanya terdapat tanda-tanda atau kerusakan. Tetapi aneh juga yang saya alami, tas dan gemboknya masih utuh, namun barang berharga di dalamnya raib tak berbekas. Pak Dimas meminta saya mencatat nama barang saya yang hilang, dan meminta nomor hp saya serta meminta nomor bagasi tas saya. Beliau mengatakan akan berupaya sesuai kewenangan yang dimiliki untuk menindaklanjuti laporan saya. Sebelum berpamitan, saya berpesan kepada Pak Dimas, “ tolong bapak sampaikan kepada saya hasil tindaklanjutnya. “ Berhasil ditemukan atau tidak, tolong diinformasikan ke saya lewat nomor hp saya 085394822999 atau lewat email saya abdulwahid_saraha@yahoo.com”.
Keluar dari Kantor Perwakilan Sriwijaya air di Ternate, hati saya sedikit lega karena Pak Dimas menerima saya dengan baik dan mau mendengar cerita dan curhatanku dan menunjukkan rasa empatinya kepadaku. Namun, dalam hati kecilku berpikir skeptis dan membayangkan bahwa mungkin hanya keajaiban yang bisa mengembalikan laptopku.
Mungkin kejadian yang menimpa saya ini hanya dianggap riak kecil yang tidak ada artinya, tapi bagi saya pribadi, ini merupakan kehilangan barang yang PALING SANGAT BERHARGA dalam hidupku. Betapa tidak, Laptop saya tersebut adalah perlengkapan kerja saya yang berisi seluruh data yang berkaitan dengan pekerjaan saya. Pekerjaan yang merupakan sumber mata pencaharian saya untuk menafkahi istri dan anak-anak saya. Dan yang membuat saya semakin kehilangan gairah bekerja adalah isi laptop atau file didalamnya, tidak memiliki cadangan di tempat lain, karena saya belum sempat mengcopy dan menyimpannya di tempat lain. Diibaratkan pesawat yang sedang terbang, saat ini sayap-sayap saya telah patah dan hancur berkeping-keping atas kehilangan ini.
Saya tidak tahu harus mengadu kepada siapa, kepada pelaku yang mengambil barang saya, jelas sangat tidak mungkin. Yang mungkin saya lakukan hanya menyampaikan kepada pemilik jagad ini menjadi tambatan terakhir saya untuk mengadu. Tapi 1 hal yang membuat saya sangat kecewa adalah sistem pelayanan di negeri ini. Apalagi kejadiannya di Bandara Internasional yang konon katanya memiliki pelayanan terbaik se Indonesia. Pintu gerbang masyarakat dunia yang masuk ke Indonesia. Sangat aneh kalau di era kecanggihan sistem teknologi informasi seperti sekarang ini, kejadian perampokan bagasi penumpang tidak bisa terdeteksi kamera CCTV. Bagi saya kalau pihak Sriwijaya Air merasa peduli dan menunjukkan rasa tanggungjawabnya selaku maskapai yang penumpangnya kehilangan barang, saya yakin, pencuri laptop saya bisa dideteksi. Kalau bandara punya kamera CCTV, sangat sederhana untuk mendeteksi pelaku pencurian isi tas bagasi di Bandara. Karena hanya dengan menelusuri data kejadian yang terjadi pada tanggal dan jam berdasarkan laporan dari pihak yang kehilangan. Pasti kelihatan jelas aktivitas para tikus bagasi dalam melakukan aksinya. Saya yakin dengan cara demikian pelakunya pasti dapat ditemukan. Kecuali kalau pihak maskapai penerbangan, petugas bandara serta petugas bagasi memang sengaja berkomplot untuk berbuat kejahatan dengan tujuan menganiaya penumpangnya sendiri. Jika seperti ini, maka saya yakin citra Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara kelas dunia, cepat atau lambat tinggal menunggu waktu kehancuran.
Semoga kisah saya ini diambil hikmah dan menjadi pelajaran bagi siapapun yang hendak bepergian menggunakan pesawat terbang. Jangan sekali-kali memasukkan barang berharga anda di dalam tas yang dimasukkan dalam bagasi. Atau bila sangat terpaksa harus dimasukkan sebaiknya pada saat cek in, sampaikan kepada petugasnya untuk membuat berita acara penyerahan barang yang berisi detail isi tas yang ditandatangani diatas meterai oleh kedua belah pihak sehingga nantinya kalau ada yang hilang, pihak maskapai tidak punya alasan lagi untuk mengelak dengan argumentasi se klasik apapun. Saya beharap kedepan bukan hanya pihak yang terkait dengan pelayanan di bandara, tetapi bila perlu Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan bisa melihat hal ini sebagai hal yang tidak sepele, sehingga kedepan bakal ada langkah terobosan yang ditempuh untuk “membasmi” tikus dan tuyul bandara yang makin membuat para pelanggan pesawat makin takut dan was-was melebihi rasa takut dan was-was akibat goncangan pesawat ketika memasuki cuaca yang kurang besahabat.
Rabu, 24 Juni 2009
BLOGGER JADI-JADIAN
Membaca judul diatas, mungkin ada yg bertanya, seperti apa ya jenis blogger tsb. Kalau kata blogger sih udah pada tau. Tapi embel-embel Jadi-Jadiannya itu yang masih menjadi tanda tanya. Emangnya di dunia perbloggeran ada silumannya ya??.
Istilah jadi-jadian dalam persepsi aku kaya siluman. Seperti cerita rakyat di daratan Sunda ada Siluman Maung Bandung, Siluman Serigala Putih, di Jakarta ada Siluman Macan Kemayoran, di Surabaya ada Siluman Bajul Ijo. Di Palembang punya siluman apa ya, yang jelas bukan siluman Wong Kito, tapi Laskar Wong Kito, Sriwijaya FC. (jadi teringat klub Liga Djarum Super Indonesia).
Trus apa hubungannya dengan dunia blogger. Sebetulnya istilah Blogger Jadi-Jadian tersebut ku dapati dari guru bloggq. Namanya Aulia Halimatussadiah alias mba Ollie. Beliau adalah pengarang buku panduan ngeblog berjuduk Tak TiK Blog. Mungkin rekan blogger ada yg pernah membaca bukunya. Aku sendiri bisa bikin blog karena berkat buku tsb yg q beli di Toko Buku Gramedia Matraman sekitar bln November 2008 silam. Kata sang penulis buku, orang yg punya blog tapi jarang2 blogging atau ngeblog itu namanya Bloger Jadi-Jadian. Kadang timbul kadang tenggelam kaya kapal selam, kadang muncul kadang lenyap tak berbekas. Seperti siluman.
Sekarang baru aku sadari bahwa apa yang dikatakan guru blogerq tersebut ada benarnya. Buktinya gak usah jauh2 nyari contohnya. Aku sendiri aja jujur q akui bisa masuk 5 besar kategori blogger tsb. Jika seandainya ada award dengan kategori blogger jadi-jadian. Mungkin aku bisa jadi nominasi dan berpeluang besar mendapatkannya. Namun demikian buat smua rekan blogger, q berharap, jika ada teman qta yang sperti itu, harap qta tidak lantas mendeletenya dari link blog qta. Postingan boleh tenggelam, tapi pertemanan jangan sampai ikutan terbenam. Semoga jalinan petemanan di negeri blogerize ini tetap terjalin sampai kapanpun juga.
Sabtu, 13 Juni 2009
SELAMAT JALAN SOBIQ…!!!
Akhirnya setelah mengikuti perkembangan terkini terkait berita Kecelakaan Heli Puma milik TNI yg dipiloti oleh Mayor Pnb. Sobiq Fanani, ku akhirnya yakin bahwa emang benar pilotnya itu adalah SOBIQ FANANI, temanku waktu masih di Jambi dulu sebagaimana postinganku kemaren. Hal tsb kupastikan setelah melihat foto yg bersangkutan di internet beberapa menit yg lalu (seperti pada image diatas). Sobiq meninggalkan seorang istri bernama Farida Fanani dan 2 orang putri masing2 duduk di TK dan Kelas 3 SD.
Info di media massa mengatakan bahwa, kronologis kejadiannya sesuai keterangan Panglima Komando Operasi (Pangkoops) I TNI AU Marsekal Muda Imam Sufaat, bahwa helikopter itu sedang melakukan uji fungsi (test flight), setelah enam bulan sebelumnya helikopter ini mengalami kerusakan pada "automatic pilot". Kemudian atas kerusakan tersebut dilakukan perbaikan di Bandung, dan setelah itu dibawa ke Lanud Atang Sendjaja di Bogor untuk uji fungsi.
Uji fungsi dilakukan dua kali, yakni pertama pada Jumat pagi dan semuanya berjalan baik dan lancar. Kemudian dilakukan tes lagi setelah salat Jumat. "Namun, saat mau `landing`, tiba-tiba pesawat `swing` dan kemudian jatuh," katanya, dengan menambahkan bahwa pada saat masih berada di bawah kondisi pesawat baik dan laik terbang.
Telah banyak korban yg berjatuhan akibat kecelakaan udara di negeri ini. Belum hilang dari ingatan kita Pesawat TNI AU Hercules yg jatuh beberapa waktu yg lalu. Pesawat Air France yg hilang sampai saat ini blum berhasil ditemukan kotak hitamnya, tiba2 secara beruntun 2 Heli milik TNI jatuh. Seminggu yg lalu Heli milk TNI AL jenis Hughes jatuh di wilayah tambak udang, Tugurejo, Semarang. Kemarin Heli jenis Puma yg katanya memiliki fasilitas super canggih dan digunakan untuk angkutan VVIP jatuh lagi di daerah Bogor.
Kejadian demi kejadian naas yg merenggut nyawa insan tak berdosa ini perlu dijadikan renungan bagi kita semua. Jadi pelajaran yg berharga bagi semua pihak yg berkompoten terutama Pemerintah. Memang musibah dan bencana smuanya tdk terlepas dari campur tangan sang pemilik jagad ini, namun kita juga sebagai manusia mesti ikhtiar. Tuhan tdk akan merubah nasib sesuatu kaum, kecuali kaum tsb berupaya untuk merubahnya sendiri.
Aku berharap semoga ini adalah yg terakhir, biarlah SOBIQ FANANI menjadi pilot yg terakhir mengalami kejadian begini. Jangan lagi ada pilot lain yg bernasib serupa. Kepada keluarga SOBIQ, terutama istri dan kedua anaknya, ku menyampaikan turut berduka cita yg sedalam-dalamnya, Ku juga mendoakan semoga Sobiq Fanani dan seluruh personil TNI yg tewas dlm insiden tsb mendapat tempat yg layak disisiNya, Amien. Khusus buat alm. Sobiq, ku ucapkan selamat jalan dan tak lupa mari kita bacakan Alfatihah untuk mengiringi kepergian almarhum. Alfaaatiha…….(***)
SOBIQ FANANI,Pilot Heli Yg Jatuh Itu, Benarkah Temanku Dulu ???
Beberapa saat yang lalu, ketika aku lagi nonton Tivi, secara kebetulan mataku melihat tulisan Runing text di Metro TV, yg menuliskan korban yang tewas pada kecelakaan jatuhnya helikopter Puma SA330 di Lapangan Udara Atang Sanjaya Bogor pada hari jumat 12 Juni tadi salah satunya adalah sang pilot Mayor Pnb. SOBIQ FANANI.
Sontak saja pikiranq langsung teringat beberapa tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1996. Ternyata udah lama juga ya, 13 tahun yg lalu. Dalam hatiku lantas bertanya, bukankah itu si Sobiq Fanani Alumnus AKABRI AU thn 1996 temanku dulu waktu sama-sama di Jambi ?
Sebetulnya pertemananq dengan si Sobiq Fanani ini terjadi ketika kami sama-sama mengikuti kegiatan LATSITARDA NUSANTARA (Latihan Integrasi Taruna Dewasa). Sebuah kegiatan rutin tahunan dari Taruna AKABRI jelang akhir pendidikan. Kalau untuk mahasiswa seperti KKN lah. Waktu itu pesertanya bukan hanya dari AKABRI karena namanya juga latihan integrasi, maka bergabung pula, beberapa mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Tanah Jawa, yang kebanyakan dari anggota MENWA (Resimen Mahasiswa), termasuk salah satunya aku.
Waktu itu, aku sama Sobiq Fanani kebetulan ditempatkan sama-sama di 1 Desa namanya masih kuingat, Desa PEMBENGIS, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Propinsi Jambi. Menyebut daerah tsb aku jadi teringat lagi suka duka kami selama di sana. Tanahnya bergambut, Qta main bola aja lapangannya kaya sawah, kalau lari separuh kaki masuk ke dalam tanah. Tpi tetap semangat juga berlumpur-lumpur ria. Disana juga kan banyak barang2 ilegal yg masuk dari singapura, lewat pelabuhan Kuala Tungkal. Pada murah2 barang2 disana. Lucunya disana kbanyakan barang2 dagangan di kios2 asalnya produk dari luar negeri. Jarang yg made in Indonesia. Kebanyakan dari Malaysia, Thailand,Singapura, bahkan rokok Marlboronya juga asli made in USA. Rasanya beda jauh ma Mrlboro buatan Indonesia.
Oiya kembali lagi ke SOBIQ FANANI. Sampai saat ini aku masih belum memastikan apakah benar dia ataukah ada yang mempunyai nama yang sama. Ku lantas teringat sebuah buku notesku yg sampai saat ini masih ku simpan, disitu tertulis semua nama-nama teman LATSITARDA termasuk SOBIQ FANANI. Di notes ini, dia sendiri yg nulis alamatnya ada 2, yakni Jln. Gatot Subroto No. 250 Magelang Telpon (0293) 61117 dan Banjaran RT 01/6 No. 2 Tempuran Magelang Kode Pos : 56161 Telpon (0293) 61478.
Karena masih penasaran ku coba telusuri pakai mesin pencari google dengan mengklik nama Sobiq Fanani dan ternyata muncul info terkait, termasuk Facebooknya. Kucoba klik di FBnya untuk melihat fotonya, cuman wajahnya gak terlalu jelas kelihatan karena fotonya (seperti dlm imageq diatas ) pakai seragam dan perlengkapan pilotnya yang hampir menutupi sluruh wajahnya. Mau nelpon ke telpon rumahnya gak enak, soalnya lama gak pernah komunikasi. Tapi q berharap besok2 ada berita di Tivi yg memperlihatkan dengan jelas siapa sebetulnya SOBIQ FANANI.
Sabtu, 06 Juni 2009
SORRY NIH BARU MUNCUL LAGI
Malam mini aku mncoba mluangkan waktu tuk nulis di blogq yang telah lama aku tinggalkan. Biar kelihatan ada yang baru dan gak bazi. Takutnya kalo dibiarin terlau lama selain bisa kadaluarsa, bisa jadi juga bakal dilupain ma sobat-sobitq tercinta di negeri blogerize. Aku juga gak mau blogq yang ini nasibnya sama kaya blog lamaku yg halaman dasbornya gak bisa ditemukan, sehngga gak bisa dpake buat nulis postingan terbaru.
Sebetulnya blogq yg ini juga sdikit bermasalah ketika masuk ke halaman dasbor. Tampilannya sangat kecil. Tulisan-tulisannya di menu dasbor hampir gak bisa kebaca. Untung q udah sedikt hafal posisi New Entry, sehingga untuk membuat postingan baru masih bisa dilakukan. Tetapi untuk nambah widget atau yg laen2 q agak kewalahan membaca tulisan yg sangat kecil.
Kemaren aja ketika q coba utak-atik blogq, ternyata q gak tau kalau muncul postingan baru tapi gak ada isinya. Bahkan ada teman yg ngasih komen dan nanyain, mana isinya. Akhirnya biar gak klihatan aneh, q langsung menghapusnya. Maaf ya, buat yg ngasih komen. Q juga heran, kok bisa muncul 1 postingan, padahal q gak merasa memosting sesuatu. Siapa yg salah ya, kok jadi rada pikun begini. Tapi yang pikun siapa ya, blognya atau yg punya blog. I don’t know.
Udah larut malam ni, mataq udah makin berat. Cukup sgini aja first greetingq setelah sekian lama tenggelam dengan kapal selam. Ku mau menyelam lagi ni. Tapi gak ke dasar laut. Kali ini cukup diatas kasur kapukq yg dari tadi kdinginan diatas lantai menanti hangatnya tubuhq untuk segera tengkurap diatasnya...bye, bye.....
Sabtu, 16 Mei 2009
ANGGOTA DPRD TIDORE KEPULAUAN 2009-2014
Sekedar Info aja bahwa tadi pagi jam 10.00 WIT, telah dilakukan Pleno Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Kota Tidore Kepulauan Periode 2009-2014. Adapun yang berhasil terpilih menduduki 20 kursi legislatif adalah :
I. DAPIL I (Kec Tidore,Tidore Timur)
1. Drs. Hi. Ade Kama (809 suara) Partai PBR
2. H. Sofyan Hi. Abdullah (747 suara) PAN
3. Sofyan Daud, SH (706 suara) PBB
4. Ahmad Laiman, S.Sos (561 suara) PDIP
5. Hj. Elvri Habib (547 suara) GOLKAR
6. Ridwan M. Yamin, SH (425 suara) Demokrat
II. DAPIL II (Kec. Tidore Utara, Tidore Selatan)
1. Nani Samad (1.171 suara) PARTAI KEDAULATAN
2. Muhammad Sinen (1.118 suara) PDIP
3. Abdul Jalal Radjabessy (890 suara) PDP
4. Yusuf Abdullah (886 suara) PKPB
5. Malik H. Muhammad (831 suara) PNI MARHAENISME
6. Haris Ahmad (807 suara) PPP
7. Anas Ali (640 suara) GOLKAR
III. DAPIL III (Kec. Oba Utara, Oba Tengah, Oba dan Oba Selatan)
1. Jafar Alkatiri (684 suara) PPP
2. Baharuddin M. Alimuddin (665 suara) GOLKAR
3. Abdurrahman Muhammad (622 suara) GOLKAR
4. Ahmad Ishak (542 suara) PDIP
5. Saleh Hi. Ishak (539 suara) PKS
6. Yusuf A. Kalfangare (521 suara) PDK
7. Kodrat H. Ishak (384 suara) PAN
Langganan:
Postingan (Atom)